5 Cara Membuat Tulisan Memiliki Pesan Kuat

Sering kita temukan, tulisan yang banyak beredar di aplikasi menulis atau dunia maya seringnya nyaris kosong. Kosong dalam arti tak memiliki pesan, tulisan hadir hanya berupa curhatan, dan bahkan bisa dibilang tak ada hal-hal atau nilai yang bisa dipetik dari tulisan itu. Sungguh sayang, bukan?



Seperti dalam tulisan sebelumnya tentang menulis berkualitas, kali ini mari berbicara perihal cara untuk membuat tulisan memiliki pesan kuat. Kebanyakan untuk tulisan nonfiksi selalu ada hal yang dibahas atau topik yang didalami sehingga paling tidak ada yang bisa kita ambil dari sana. Sebaliknya, untuk tulisan fiksi serupa cerpen, atau novela yang banyak beredar di luar sana, tak jarang kita menemukan kisah-kisah yang berupa lemparan setumpuk keluh kesah atau berbagi kesedihan dan kemalangan belaka.

Pada 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengungkapkan betapa Indonesia sedang dalam keadaan darurat literasi. Sementara mengambil data UNESCO, minat baca masyarakat hanya 0,001%—yang berarti bahwa dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Merujuk pada pendapat Ivan Lanin, wikipediawan dan ahli tata bahasa Indonesia, bahwa yang dimaksud literasi adalah kemampuan baca tulis, bukan sekadar membaca (disadur dari artikel di tanotofoundation.com, Oktober 2023). Kemampuan menulis sendiri merupakan ekstraksi dari apa yang dibaca sebelumnya.

Maka ketika bicara soal kesukaan membaca, yang masih rendah itu, sangatlah disayangkan bila yang dibaca adalah hal-hal yang tidak berguna. Paling tidak kita mulai dari diri sendiri, dengan selalu bertekad bahwa apa yang dituliskan selalu membawa pesan dan memberi nilai positif atau kebaikan yang bisa diambil pembaca. Sesederhana itu.

Banyak cara untuk melatih diri menjadi penulis yang mampu menciptakan tulisan yang berisi. Tinggal mau atau tidak. Ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dilemparkan kepada diri sendiri seperti: apa sih yang hikmah yang bisa diambil pembaca dari tulisanku? Apakah nanti tulisanku akan bermanfaat untuk pembaca? Bagaimana pembaca bisa belajar dari tulisanku?

Berangkat dari sana, setidaknya kita bisa menyisipkan pesan yang kuat dalam tulisan-tulisan yang kita buat. Bicara soal fiksi, cerpen misalnya, pastikan ada hikmah atau pesan yang bisa diambil oleh pembaca. Bicara soal nonfiksi, pastikan pesan yang diberikan dalam esai atau artikel yang ditulis mudah dipahami oleh pembaca.

Saya merangkum 5 cara atau langkah untuk membuat tulisan memiliki pesan kuat berikut ini.

Yang pertama, tentukan tujuan tulisan.

Setiap tulisan yang baik dan berkualitas harus memiliki tujuan. Beberapa tujuan menulis antara lain seperti:

  • Memberikan informasi. Memasukkan fakta-fakta ke dalam tulisan memang sangat perlu. Baik itu berupa data, peristiwa, pandangan mata, dan sebagainya. Pastikan informasi dan fakta yang disampaikan adalah benar, apalagi dalam tulisan nonfiksi. Penyampaian data dan fakta ini tidak boleh diselipi opini sehingga tidak menimbulkan keberpihakan. Untuk penulisan fiksi, buatlah penyampaian fakta dan info tersebut dengan halus sehingga tulisan tidak tampak seperti sebuah katalog berbalut cerita roman. Jangan lupa melakukan riset untuk mencari data dan fakta yang benar.
  • Membujuk pembaca. Satu langkah ke depan setelah menampilkan data dan fakta dengan akurat, menulis pun bisa dijadikan sarana untuk membujuk pembaca. Terutama dalam copy iklan, atau artikel yang bertujuan mempersuasif pembaca atau menggiring pembaca untuk memutuskan sesuatu, pilihan kata haruslah mampu membuat pembaca berpikir dan menentukan jawabannya. 
  • Menginspirasi atau mengedukasi. Cara paling mudah untuk membuat orang lain bergerak adalah dengan menyisipkan pesan dalam tulisan. Tulisan yang baik akan membuat orang mendapatkan ilmu baru dan menerapkannya dalam kehidupan. Walau tipis, paling tidak sebaran kebaikan telah terjadi. Bicara soal tulisan fiksi, justru jauh lebih mudah. Metafora, asimilasi, dan contoh-contoh lain yang diselipkan dalam kejadian dan adegan akan membawa pesan itu meluncur mulus.
  • Menghibur. Alasan yang paling sering ditampilkan ketika tulisan nyaris tak memiliki pesan kuat adalah bahwa itu hanyalah tulisan penghibur. Pastikan, tulisan hiburan yang Anda tampilkan tidak mengusung nilai-nilai kejahatan atau contoh buruk. 

Yang kedua, tentukan target pembaca.

Seperti dalam dunia usaha, tidak ada produk yang bisa memiliki target: semua orang. Selalu ada spesifik target atau niche market yang tepat untuk setiap produk. Luas atau sempit, itu urusan lain. Begitu pula dalam produk tulisan, buku, dan sebangsanya. Bila Anda menulis novel, atau cerpen, pastikan target pembaca yang akan menikmati tulisan itu mampu mencernanya. 

Itulah mengapa ada kelas-kelas penulisan buku anak bermunculan, misalnya. Itu disebabkan cara pandang anak dan orang dewasa tentunya berbeda sehingga diperlukan pilihan kata yang spesifik untuk disajikan kepada anak-anak. Bicara kepada para akademisi dan pembaca umum tentu akan jauh berbeda. Bicara dalam tulisan yang ditujukan kepada para pujangga sastra juga tentunya akan membuat pilihan-pilihan kata berubah drastis. 

Ketiga, rumuskan pokok pikiran utama.

Memiliki satu pokok pikiran utama adalah penting. Sebuah keharusan. 
Contohnya apa yang tertulis di judul tulisan ini: 5 cara membuat tulisan memiliki pesan kuat. Itu akan menjadi benang merah dalam keseluruhan tulisan. Penjelasan detail yang menyertainya akan melengkapi pesan yang ingin saya sampaikan.

Untuk tulisan fiksi, biasakan memiliki premis, atau satu pokok pikiran utuh dari satu tulisan yang menjadi tema besar tulisan tersebut. Sebuah premis biasanya mengandung penyebutan tokoh, tujuan tokoh, dan apa yang menghalangi tokoh tersebut mencapai tujuannya. 

Sebuah tulisan bisa memiliki sebuah premis yang kuat, atau terkadang bisa juga ada premis A dan premis B. Premis B biasanya berfungsi sebagai subteks atau pesan tersembunyi. 

Contohnya seperti di bawah ini.

Premis Film Finding Nemo

Premis A: seekor ikan badut yang berenang melintasi samudra lintas benua untuk menemukan anak semata wayangnya yang hilang, tetapi menemukan banyak rintangan.

Premis B: sebuah kekuatan cinta dalam ikatan keluarga yang akan mengalahkan ketakutan walaupun banyak halangan.

Dari contoh Finding Nemo di atas, akan terlihat bahwa sebenarnya pesan yang ditujukan untuk pembaca adalah terletak di premis B. Mudah bukan?

Yang keempat, buatlah kerangka tulisan.

Ada dua macam penulis dalam kebiasaannya melakukan proses penulisan. Ada yang spontan tanpa perlu menulis kerangka dan lancar saja menulis sampai akhir, mengikuti aliran tulisannya. Ada yang memerlukan kerangka, struktur, rencana alur dan plot, adegan, sampai merencanakan di mana peletakan konflik dan ending dengan detail.

Tidak ada yang salah. Penulis spontan juga memiliki banyak kelebihan seperti penulisan yang mengalir. Tidak perlu merasa terkekang, tetapi ketika berangkat dari premis, minimal aliran tulisan itu sudah diatur dalam tiga bagian besar untuk memudahkan penulisan. Penulis yang lebih teratur dengan kerangka dan struktur tulisan akan bisa melihat gambaran besar ceritanya dengan lebih mudah. 

Oleh karena kita bicara soal pesan, untuk menyisipkan pesan dengan subtil tanpa berkesan menggurui diperlukan sketsa atau draft rangka tulisan yang akan membantu di mana pesan itu akan dijahit. Bila ada kesulitan dalam pembuatannya, buatlah kerangka dan struktur itu secara mengalir saja. Koreksi dilakukan kemudian. Semakin sering berlatih akan semakin mudah membuat struktur dan kerangka tulisan, dan semakin terbiasa. 

Yang kelima adalah tulislah dengan jernih.

Semua struktur dan kerangka yang telah dibuat tadi tidaklah berarti bila tidak dijabarkan menjadi satu tulisan utuh. Biasakan menulis dalam bahasa dan pilihan kata yang jernih, tidak ambigu. Jangan memilih diksi yang berlebihan. 

Ada istilah "prosa ungu" untuk tulisan yang memiliki bunga-bunga dan akrobat diksi yang terlalu ajaib untuk bisa dipahami pembacanya. Anda tidak perlu menggunakan kata netra untuk menggantikan kata mata, atau menuliskan menganak sungai dalam kalimat untuk menggambarkan tangisan. Bahkan menyeret tungkai untuk menggambarkan bahwa seseorang sedang berlari pun akan terlihat sangat ajaib pada adegan kejar-kejaran polisi dan penjahat di tengah keramaian. 

Pastikan kemampuan mengolah kalimat pun bertambah sehingga tanpa menggunakan pilihan kata yang rumit atau ajaib akan tercipta sebuah tulisan yang indah. Satu lagi yang juga penting, jangan melupakan konteksnya.

***
Dari semua hal yang telah dijabarkan di atas, kuncinya cuma satu: terus berlatih
Jangan pernah takut untuk menerima kritik dan saran. Terus belajar untuk memperbaiki kemampuan diri. Saya pun masih terus belajar dan membiarkan diri dihajar sana sini untuk memastikan produksi tulisan akan semakin baik. 

Mari belajar bersama. Generasi anak-anak kita di masa depan membutuhkan sentuhan tangan penulis-penulis terbaik. Pastikan Anda adalah salah satunya.

#windyeffendy #tulisankuat #writing #writer #editor #penyunting #penulis



 

Share:

0 Comentarios