Episode 15: Si Kucing Oyens

Belakangan ini kucing oyens sedang naik daun. Aku juga lagi sayang sekali dengan kucing oyensku yang sudah mencapai bobot 5 kg lebih saking endutnya. 



Sayangnya dia suka mengejar kucing-kucingku yang lain sehingga aku harus mengandangkannya. Namun, kucing oyens yang kubahas kali ini bukan si Mango, kucingku.

Sejak zaman masih duduk di sekolah menengah, aku sangat suka dengan karakter kucing oyen satu ini: Garfield. Kecuekannya, ketengilannya, serta kekuatan karakternya membuatku mengagumi kucing lucu ini. Ketika ada pesanan untuk mengerjakan si oyen ini, dengan senang hati kuselesaikan.

Kesulitannya tetap sama, harus bisa membuat semirip mungkin. Hanya saja karakter satu ini detailnya mudah dikerjakan. Salah satu yang paling membekas adalah ketika di kelas cupcake, aku sengaja mengajarkan cara membuat cupcake dengan wajah Garfield dalam berbagai ekspresi. Tujuannya agar peserta memahami bahwa satu karakter saja bisa dimodifikasi menjadi berbagai macam tampilan, serta hal-hal kecil yang membuat tampilan itu menjadi berbeda adalah kemampuan meletakkan detail dengan baik. 


Sekali lagi, ini seperti teknik puzzle, hanya saja dia memiliki dimensi. Mulut Garfield dan bentuk matanya menjadi bagian penting untuk dimainkan. Hasil yang berbeda akan muncul dari masing-masing peserta. Menarik pula bagiku karena tak kuduga hal yang sederhana bisa menjadi rumit di tangan orang lain. 



Setelah itu, beberapa kali aku menerima pesanan kue dengan karakter Garfield. Yang paling seru adalah ketika aku harus membuat kue tiga dimensi berbentuk Garfield. Paling susah lagi-lagi adalah membentuk wajahnya. Tantangan itu harus selesai dalam satu malam karena kue masih dalam kondisi terbaiknya untuk dikonsumsi.

Hal penting dalam membuat karakter adalah memadankan warnanya. Penting untuk mengetahui warna yang akan dicapai. Tidak semua warna tersedia di icing yang ada di pasaran. Selalu aku harus mencampur sendiri warna-warna itu untuk mencapai warna yang seharusnya. Dalam membuat Garfield yang memiliki warna oranye mayor, tidak terlalu sulit selama tahu batas harus berhenti. Selalu percaya pada instink dan mata, selalu cek ke panduan warna. 


Yang paling kusuka adalah ketika customer membebaskanku berkreasi sesuai imajinasi. Mau diapakan kuenya, tulisan diletakkan di mana, si karakter harus berpose bagaimana, terserah aku. Dan aku pun bersenang-senang. 

Share:

0 Comentarios