Di suatu pagi yang cerah, aku menerima buku ini dari seorang sahabat. Dia bilang, ini titipan teman sekelas SMA kita dulu. Aku terpana. Wow, temanku yang dulu pendiam itu, ternyata sudah jadi profesor dan sudah menerbitkan buku. Bahkan, buku yang kuterima itu adalah buku ketiganya.
Prof. Suo, demikian dia menyebut dirinya—dan di bagian akhir baru kutahu bahwa itu adalah sebutan yang disematkan padanya—menulis buku yang berjudul Roller Coasteran (Bareng 'Pacar'). Buku setebal 184 halaman ini bertutur tentang perjalanan hidupnya sejak tamat SMA, berkuliah, hingga meraih berbagai prestasi yang luar biasa. Aku sempat berkelakar dengan sahabatku yang mengantarkan buku ini. "Wah, ceritanya dimulai setelah lulus SMA. Kita gak ada kalau gitu." Kami berdua pun tertawa tergelak.
Buku ini dituliskan dengan runut, lugas, dan jernih. Di dalamnya ada berbagai kutipan dan pesan moral yang sengaja ditegaskan oleh Prof. Suo. Kisahnya ringan dibaca sehingga aku menuntaskan membaca buku ini dalam waktu dua jam—dengan berbagai macam gangguan. Dengan menggunakan sudut pandang orang pertama:saya—Prof. Suo mengisahkan perjalanan hidupnya dengan sistematis.
Sebagai ahli di bidang Artificial Intelegence, Prof. Suo juga mengisahkan penemuannya yang mendunia: Komodo Mlipir Algorithm (KMA) dan Scalable Universal Optimizer (SUO). Yang membuat menarik adalah kisah bagaimana dua terobosannya itu ditemukan. Ternyata, tidak jauh-jauh dari keluarganya. Justru ide dasarnya muncul dari kejadian-kejadian dalam keluarganya sendiri.
Itulah salah satu poin menarik dalam buku ini. Prof. Suo mengisahkan petualangan hidupnya sekaligus menjalinkan perjalanan prestasinya dalam sekali hajar. Naik turun kehidupan—yang disebutnya sebagai roller coaster—menjadi titik-titik penting yang menarik untuk disimak.
Sang 'pacar', tentu tidak lain tidak bukan adalah istrinya sendiri. Kisah cinta yang ditunjukkan dalam buku ini adalah genuine, murni, tidak bisa disamakan dengan yang lain. Beberapa kali senyuman pun muncul ketika membaca kisah mereka. Kisah yang memberikan contoh nyata tentang sebuah cinta sejati tanpa syarat.
Satu hal yang menarik, hampir di setiap akhir bab muncul pertanyaan dari Prof. Suo kepada sang kekasih hati: Mengapa dulu dia mau menikah dengan Prof. Suo? Tentu saja, jawabannya bisa kita temukan di akhir. Jawaban yang sudah bisa diduga, tetapi tetap membuat kita ikut tertawa bahagia.
Cara bertutur yang santai, apa adanya, membuat kita seolah ikut berpetualang dalam kehidupan Prof. Suo. Ada catatan yang agak mengganggu untukku dalam buku ini, seperti terlalu banyaknya highlight yang tampil dalam cetakan yang ditebalkan. Aku setuju dengan Prof. Suo bahwa hal-hal yang ditebalkan adalah penting, hanya saja sedikit mengurangi kenikmatan mata—dan jiwa, dalam membaca. Salah satu kegemaranku dalam membaca adalah memberikan catatan baik dengan sticky note atau highlight marker, yang tidak perlu kulakukan di sini. Terkadang pembaca tidak ingin terlalu didikte mana hal-hal yang penting untuk tulisan ringan seperti ini.
Yang kedua, buku ini seperti dituliskan untuk lingkaran kecil yang paham akan perihal jurnal, istilah-istilah algoritma dan prosesnya, dan dunia Artificial Intelligence. Apakah aku tidak paham? Aku paham karena aku juga menyukai dunia teknologi dan memahami bab jurnal yang sangat sulit ditembus. Hanya saja, untuk orang-orang yang asing dengan hal-hal itu mungkin membutuhkan penjelasan tambahan, baik dengan catatan kaki ataupun penambahan glossarium di belakang.
Overall, buku ini menyenangkan untuk dibaca. Aku ikut bahagia dan bangga dengan semua pencapaian Prof. Suo yang diceritakan di sini. Koncoku iku, Rek! Sukses selalu untuk sahabatku dan keluarganya. Terima kasih telah membagikan kisah yang menakjubkan ini kepada kami semua.
~wind
Judul Buku: Roller Coasteran (Bareng 'Pacar')
Penulis: Prof. Suo
Jumlah halaman: 184 halaman
Cetakan ketiga, November 2023
Penerbit: TedasPub, Bandung
#windyeffendy #resensibuku #rollercoaster #profsuo #sahabat
No comments
Post a Comment