Semoga Bukan Ramadhan Terakhirku..
Masuk kembali ke rumah, Rabu kemarin. Sepi nyenyet tiada cerita berpenghuninya tersisa. Hollow.
Berlari aku memasuki ruang hatiku dan bertanya, mengapa terlalu sepi kurasakan disini?
Kupeluk
erat dua peri kecilku dan sosok jagoan kesayanganku dalam hatiku, dan
tak ingin kulepas lagi. Hanya karena aku tak mau sendiri, karena aku
sangat sayang mereka...
Sambil mengurai kesibukan di
hari-hari kemudian, aku mencari sebabnya. Kenapa, sepulang liburan
lebaran semuanya menjadi berbeda?
Ternyata.
Waktu
itu memulai Ramadhan dengan niat, I can do it by my self. Menyiapkan
sahur dengan suka cita, membangunkan dua krucil dan satu papa. Aku lupa
apa yang terjadi sebelumnya. Ramadhannya menyita hatiku.
Lalu,
waktu itu ada deadline cookies dan cake. Sibuk menghitung bahan, cost,
waktu pengerjaan. Bahkan aku tidak mencoba menghitung laba. Karena aku
mau tugasku mengerjakan dan mengirimkan pada my beloved customer, early
done. Mencoba menata hati untuk menaklukkan midnight-midnight demi
mengerjakan order itu. Tapi tiada midnight tercipta selama waktu-waktu
itu. Yang ada cuma menyiapkan makan sahur, jam setengah 3 bangun. Oh,
missed one day tanpa sahur. Maap ya pa..
Lalu adikku
tercinta dan keluarga kecilnya datang. Lalu ramadhannya terasa berbeda.
Bangun sahur tiba-tiba terasa nikmat sekali. Beramai-ramai sahur
seadanya. Ketawa-ketiwi bersama saudara-saudara dan keponakan.
Anak-anakku juga lebih exciting karena ada si kecil jagoan adik
sepupunya di rumah. Pengerjaan kueku juga jadi lebih seru karena
mendapatkan dua asisten dadakan. Walau doa-doa terus dilancarkan mereka
agar gosong dan jadi jatah mereka.. Alhamdulillah doa gosongnya tidak
didengar oleh Alloh.. Tapi Subhanallah masih banyak jatah preman yang
bisa disikat habis oleh pasukan berani matiku itu, termasuk anak-anak
dan si papa, yang tentu saja oh tentu saja tidak sampai Lebaran sudah
entah kemana itu kaastengels..
Lalu anak-anakku harus
Pondhok Romadhon di sekolahnya. Ada pekerjaan ta'jil, yang so so
exciting untukku. Lalu tiba-tiba disergap libur!! Rumah betapa
ramainya.. Tapi pekerjaan masih terus aku lakukan, maaf ya anak-anakku..
jadilah mama tidak bisa menemani liburan dengan leluasa karena masih
dikejar target..
Tapi it was so great!! Waktu-waktu yang
menyenangkan. Walau sembari menyelesaikan deadline sampe tertidur sambil
berjalan, what an experience. Gak mau lagi-lagi. Sampai bisa memotong
cake jadi 2 sama rata, tapi di bawah sadar?? Well, kurang istirahat. Itu
saja kata papa. Akhirnya papa dengan sangat baik hati menolongku
melakukan delivery pesanan di minggu terakhir Ramadhan itu.
Subhanallah, terima kasih papa.. I can't do it without you..
Daaaan, cut it off!! Tiba-tiba saja sudah Lebaran esok pagi. Sholat Iedul Fitri. Saling bermaafan. Berpelukan.
Tiba-tiba
sudah acara makan ketupat. Tiba-tiba sudah waktunya anjang sana sini ke
saudara. Tiba-tiba aku berada di Jombang lagi. Tiba-tiba sudah datang
waktu untuk liburan ke Jogja.
Dan tiba-tiba, liburan itu habis...
Wahai waktu, kemana kau pergi.
Berjalanlah
berjingkat, jangan berlari. Aku sudah mencoba menghadangmu ke manapun
kau coba lari, tapi aku tak bisa. Karena itupun tak mungkin.
Wahai waktu, yang kupunya hanya kenangan.
Dan rasa.
Bahwa rasaku memiliki semua tawa itu. Pelukan-pelukan itu. Pukul aku wahai waktu, bila aku tak bisa menghargaimu.
Setiap
desah nafasku memintaku tersadar untuk memohon maaf pada NYA, karena
mungkin bisa tak ada waktu lagi untuk bersama mereka.
Rasa
kosong yang dalam ini membuat aku terlempar jauh ke sadarku, bahwa
kemarin bisa saja adalah Ramadhan terakhirku. Bahkan untukmu, wahai
temanku. Sadarkah kau bisa saja kemarin adalah Ramadhan terakhirmu?
Kami
tak mau itu, Ya Alloh. Beri kami. Aku, suamiku, keluargaku,
teman-temanku, menemui Ramadhan berikutnya. Bahkan lima Ramadhan
berikutnya. Tujuh Ramadhan berikutnya. Seratus Ramadhan berikutnya, bila
mungkin..
Maafkan kami yang tak menghargai kesempatan yang Kau berikan..
Semoga.
Semoga kemarin bukan Ramadhan terakhirku.
Aamiin.
Surabaya Barat, early September 2012
Wind
as post at FB : here
0 comments